Senin, 14 September 2015

Pengukuran teknik

Pengukuran dalam arti yang umum adalah membandingkan suatu besaran dengan besaran acuan. Untuk profesi yang berkecimpung di dunia teknik tentunya penting untuk memahami dasar-dasar pengukuran agar tercipta keakuratan dalam desain atau pun konstruksi. berikut saya berikan ebook Pengukuran teknik :





DOWNLOAD

Minggu, 19 Juli 2015

Sifat-sifat dan Klasifikasi Tanah

Sifat yang akan dipelajari yaitu sifat umum dan klasifikasi tanah antara lain:
- Nama dan jenis tanah,
- Distribusi campuran butir tanah,
- Berat jenis, berat vol, kadar air,
- Batas konsistensi,
- Plastisitas dan kembang susut tanah


Sifat yang yang berhubungan dengan kekuatan tanah adalah sifat mekanik, yaitu kemampuan tanah untuk menahan gaya (tegangan) geser yang disebut kuat geser tanah (Shear strenght).
Kuat geser dibagi menjadi 2 (dua) yaitu kohesi dan gesekan.

Sifat tanah mudah atau sukarnya untuk dimampatkan disebut sifat komresibilitas (compressibility). Akibat adanya tambahan tekanan maka ada kemungkinan tanah tersebut mengalami pemampatan sehingga volumenya berkurang akibatnya terjadi penurunan tanah.
Tanah yang turunnya besar disebut high compressibility soil (tanah sangat kompresibel).
Tanah yang turunnya kecil disebut low compressibility soil (tanah kurang kompresibel
Tanah yang tidak dapat turun disebut incompressibility soil.

Sifat tanah mudah atau sukarnya dilalui air disebut sifat permeabilitas.
Tanah yang sangat permeabel baik untuk drainase.
Tanah rapat air (impermeabel) baik untuk bendungan.

Jenis Tanah Berdasarkan ukuran butir.
2 mm (4.75)
Sand (pasir) 2 > ukuran butir >0.05
Silt (lanau) 0.05 > ukuran butir > 0.005
Clay (lempung) ukuran butir < 0.005 Cables adalah krikil yang besar (krakal), bolders batu bulat. Bagian yang sangat halus dari lempung (<0.001) disebut butir coloid yang berpengaruh pada sifat lempung.



Misal: silty sand = pasir lanau (pasir yang terpengaruh oleh sifat lanau)

Sabtu, 18 Juli 2015

Aplikasi Ilmu Mekanika Tanah Dalam Teknik Sipil

Dalam Mekanika Tanah kita mempelajari mengenai perilaku mekanika dan hidrolika pada material tanah. Hal ini tentu sangat erat kaitannya dalam dunia Teknik Sipil, contoh kecilnya adalah penentuan material tanah yang digunakan dalam pekerjaan perkerasan jalan raya. tentu akan sangat berbeda jika lapisan tanah dasar (subgrade) yang dipakai adalah berupa lempung atau lanau atau mungkin pasir. oleh karena itu penting untuk mempelajari ilmu mekanika tanah agar diperoleh material tanah yang sesuai rencana beban kendaraan.

Berikut contoh dari aplikasi ilmu mekanika tanah dalam teknik sipil:

a. Pondasi Bangunan
- Menentukan kekuatan dan daya dukung tanah,
- Penurunan (settlement) dari pondasi,
- Bagaimana cara perbaikan tanah agar diperolah cara dan hasil yang baik.

b. Bendungan tanah urugan
- Menentukan slope/kemiringan lereng bendungan tanah agar tidak longsor,
- Menentukan jumlah air yang hilang melalui badan bendung

c. Jalan Raya
- Merencanakan tebal perkerasan tanah
- Menentukan daya dukung tanah
- pemeriksaan kepadatan tanah di lapangan

Rabu, 15 Juli 2015

Pembentukan Tanah

Bumi yang awalnya merupakan magma yang cair kemudian membeku dan menjadi batu disebut Batuan beku, dalam bidang geologi disebut batuan primer karena terjadinya permulaan kali. Oleh karena proses fisika yang terus-menerus (panas, dingin, membeku, dan mencair) batuan tersebut hancur menjadi butiran-butiran tanah (sifat-sifatnya tetap seperti batu aslinya :pasir, kerikil, dan lanau). Oleh karena proses kimia (hidrasi, oksidasi) batuan mengalami pelapukan sehingga menjadi tanah dengan sifat yang berubah dari batu aslinya. Butiran tanah dapat berkumpul ditempat aslinya yang disebut Residual Soil. Bila berpindah tempat akibat pengaruh aliran air, angin dan es disebut Transforted Soil. Ukuran dan bentuk butiran tanah bermacam-macam tergantung cara terjadinya tanah, ada kemungkinan butiran yang sudah terjadi ini menjadi masif kembali a.l disebabkan adanya bahan perekat (semacam semen yang terbawa air) masuk diantara butir-butir tanah yang akhirnya mengeras dan menyatukan kembali butir-butir tanah disebut. Batuan Sekunder dapat berupa sand stone, lime stone, batu kapur dan batuan metamorphic. Batuan sekunder yang tidak keras disebut cadas. Kemungkinan lain, bercampurnya tanah dengan sisa-sisa pelapukan tumbuhan atau bahan organic disebut humus tanah.

Selasa, 14 Juli 2015

Pemasangan Water Ground Level Monitoring

1. Rencana pemasangan alat. Direncanakan alat yang dipasang berupa pipa diameter 8 inch dengan panjang 5 m. Pipa ditanam pada lokasi taxiway yaitu di STA 0+050 selatan runway (±90 m).
2. Potong pipa dengan ukuran yang ditentukan kemudian dilubangi jarak 15 cm dengan cara di gergaji.
3. Lapisi keliling pipa yang berlubang dengan jaring tipis ikat dengan menggunakan kawat. Hal ini bertujuan untuk menghindari kotoran yang masuk ke dalam pipa monitoring.
4. Lokasi digali sampai kedalaman ±4 m dengan bantuan alat excavator.
5. Pasang balok kayu (dalam hal ini batang pohon) panjang sebagai pegangan pipa agak tegak lurus.
6. Timbun lapisan dasar dengan menggunakan pasir sampai ketinggian ±3m. Pasir ditimbun secara bertahap, dan posisi pipa diatur sedimikian sampai tegak lurus dengan permukaan tanah dengan menggunakan waterpass.
7. Kemudian lapisan atas diisi dengan tanah lalu dipadatkan dengan bantuan alat berat roller.
8. Cor beton pada keliling pipa dengan luas sekitar 50x50 cm2 dan tebal ± 30cm.
9. Kemudian cek level pipa terhadap datum sehingga nantinya akan didapat nilai elevasi air. Didapat elevasi pipa atas adalah 4.638 m.
10. Monitoring dilakukan dengan menggunakan tali yang telah diikat pemberat dan pelampungnya. Kemudian tali dimasukkan kedalam pipa sampai pelampung berada pada permukaan air dalam pipa. Lalu tandai pangkal tali yang sejajar dengan ujung pipa. Hitung panjang tali yang ditandai. Nilai elevasi air adalah elevasi ujung atas pipa dikurangi panjang tali. Nilai dicek setiap hari sampai didapat elevasi yang tetap.